Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa
yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi.
Dalam mengembangan persiapan mengajar, terlebih
dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat
dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan
langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan
teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar
dan situasi pembelajaran.
Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar
yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa
peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut
merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan
mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk
kompetensi peserta didik.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan persiapan mengajar, diantaranya :
- Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
- Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
- Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
- Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.
- Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksakan secara tim (team teaching) atau moving class.
E. Mulyasa (2003) menyebutkan bahwa guru profesional harus
mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis, karena
disamping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar
merupakan bentuk dari “profesional accoutability”. Dengan mengutip
pemikiran Cythia, E. Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa persiapan mengajar akan
membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi
peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, dengan mengutip dari Joseph dan Leonard, dikemukakan bahwa : “ teaching
without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective,
because the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it.”